kenangan

kenangan

Senin, 26 Desember 2011

MOUNTAINERING


 

Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu:

1.       Gunung berapi/aktif,

 

 
Gunung berapi atau gunung api perlu didefinisikan meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik. "Pacific Ring of Fire". Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik (teori tektonik lempeng).
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.
 
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan juga manusia.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti berikut:
·         Aliran lava.
·         Letusan gunung berapi.
·         Aliran lumpur.
·         Abu.
·         Kebakaran hutan.
·         Gas beracun.
·         Gelombang tsunami.
·         Gempa bumi.

2.       Gunung tidak aktif.

Berdasar bentuknya dibagi menjadi

1.       Gunung api strato (bentuk campuran)

tersusun atas perselingan lelehan lava erupsi efusif dengan bahan lepas hasil erupsi eksplosif. contoh : Gunung Tangkuban perahu

2.       Gunung api perisai :

bentuk ini tersusun terutama oleh perlapisan lelehan atau lelehan lava encer.Sehingga lava encer ini menghasilkan kubah landai.Contohnya : Gunung Mauna Loa di Hawaii Gunung api maar. Gunung ini terjadi karena suatu erupsi eksplosif yang berlangsung relatif singkat pada gunung api baru yang terbentuk.Hasil letusan ini berupa suatu lubang kawah yang landai.kawah ini biasanya kemudian terisi air dan merupakan suatu danau kawah

3.       Gunung api kaldera:

Terjadi sebagai akibat dari suatu erupsi eksplosif yang dahsyat sehingga puncak dari kerucut gunung api runtuh,dan terbantuk kawah raksasa dengan tebing yang terjal dan mempunyai garis tengah kaldera antara 2 km sampai dengan lebih dari 10 km  Contoh : Gunung Tambora di Nusa Tenggara dan Gunung Tengger di Jawa Timur


Jenis Perjalanan/Pendakian
                Mountenaineering dalam arti luas berarti suatu perjalanan yang meliputi dari Hill Walking/Fell Walking, Scrambling, Climbing, Mountenaineering. Adapun uraiannya sebagai berikut:
a.       Hill Walking/Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit yang relative landai dan tidak membutuhkan peralatan teknis pendakian yang rumit, landai dalam arti kemiringan sudut tanah tidak lebih dari 45mdpl.
b.      Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal sekitar kemiringan 45x-72mdpl. Tangan kadang-kadang diperlukan hanya untuk keseimbangan, bagi pemula tali kadang harus dipasang sebagai pengaman.
c.       Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik mendaki, tali-temali dan kekuatan fisik, mental, ketenangan serta keberanian. Peralatan teknis dibutuhkan untuk pengaman. Sudut kemiringan tanah dalam pendakian jenis climbing ini berkisar lebih dari 72 mdpl.
d.      Mountenaineering
Gabungan dari semua bentuk pendakian diatas dimana selain dibutuhkan pengetahuan teknik mendaki, persiapan fisik dan peralatan mendaki juga diperlukan tentang manajemen pendakian.



 salama lestari kawan........


"_(^_^)_"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar